Senin, 06 Juni 2011

makalah haji

HAJI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
FIQIH



Disusun Oleh :
KHOIRUL FATAH
FATIMAH



Dosen pengampu :
FATHUL IN’AM



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM LAMPUNG 2011


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Haji “ yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Fiqih yang disampaikan oleh dosen pengampu Fahul in’am.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang Haji“.
Namun demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang.






Way Jepara, 23 Mei 2011
Penulis




BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah haji adalah merupakan hukum islam yang kelima. Jadi haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap orang islam yang mampu. Dan wajib pulalah untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan tentang ibadah tersebut, yang antara lain, ada rukun haji, syarat dan wajibnya, adab, sunah-sunah haji, dan juga ada larangan-larangan ada dan ada juga dengan gam (denda) bagi orang-orang yang melanggarnya.

















BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian Haji
- Haji menurut bahasa menyengaja sesuatu . sedangkan haji menurut syara` ialah sengaja mengunjungi ka`bah untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu :
Syarat-syarat wajib haji
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Kuasa / mampu
Pengertian mampu disini ada 2 macam :
1. Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya dengan beberapa syarat sebagai berikut
a. Ada bekal
b. Kendaraan (transport)
c. Aman adalam perjalanannya
d. Perempuan harus ada mahromnya
2. Kuasa mengerjakan haji yang bukan dikerjakan oleh yang bersangkutan, tetapi dengan jalan menggantinya dengan orang lain. Contohnya : orang yang sudah meninggal dunia sedangkan masa hidupnya ia telah mencukupi syarat-syarat wajib haji maka hajinya wajib dikerjakan oleh orang lain. Maka ahli warisnya wajib mencarikan orang untuk mengerjakan hajinya. Dengan ketentuan, membayar semua tanggungan hajinya.

- Rukun Haji
1. Ihrom (berniat mulai mengerjakan haji atau umroh)
2. Wakuf di padang arofah pada tanggal 9 dzulhijah.
3. Thowaf (mengelilingi ka`bah) sebanyak 7 kali putaran dan dimulai dari hajar aswad.
4. Sa`i antara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
5. Menyukur atau menggunting rambut minimal 3 helai.
6. Tertib.

- Syarat-syarat Sa`i
a. Dimulai dari bukit Shofa diakhiri di bukit marwah
b. Hendaklah sa`i dilaksanakan 7 kali
c. Sa`i dikerjakan setelah thowaf, baik thowaf ataupun thowaf udum.
WAJIB HAJI
Yang dimaksud kata wajib dan rukun biasanya maknanya sama, akan tetapi dalam masalah haji ada perbedaan
Rukun: ialah sesuatu yang menjadikan hajinya sah, tetapi tidak boleh diganti dengan dam (menyembelih binatang)
Wajib : sesuatu yang perlu dikerjakan tetapi sahnya haji tidak tergantung padanya dan boleh diganti dengan dam
Beberapa wajibnya haji antara lain :
1. Ihrom
2. Berhenti di mushdalifah di tengah malam, pada malam hari raya haji sesudah hadir di padang arofah.
3. Melontar jamrotul aqobah pada hari raya haji.
4. Melontar 3 jumroh yakni jumroh yang pertama, kedua dan ketiga,( jumroh aqobah dilontarkan pada 11,12,13 Dzulhijah dan tiap-tiap jumroh dilontar dengan 7 batu kecil, sedangkan waktu melontarkannya sesudah tergelincirnya matahari pada tiap-tiap hari tersebut).
5. Bermalam di mina.
6. Thowaf wada` (thowaf yang dilakukan ketika akan meninggalkan kota mekah).
7. Menjauhkan diri dari segala larangan yang diharamkan.



SUNAH-SUNAH HAJI
1. Dari segi cara melaksanakannya.
a. Ifrod : mendahulukan ikhrom haji dulu, kemudian ikhrom.
b. Tamathuk sebaliknya, mengerjakan ihrom umroh baru ikhrom haji.
c. Qiron : mengerjakan bersama-sama antara haji dan umroh
2. Membaca talbiyah dengan suara keras bagi yang laki-laki dan bagi perempuan hendaklah diucapkan sekedar terdengar oleh telinganya sendiri.
3. Berdo`a sesudah membaca talbiyah.
4. Membaca dzikir waktu thowaf.
5. Sholat dua rokaat sesudah thowaf.
6. Masuk ke ka`bah.
Larangan-Larangan Ihrom
A. Bagi Orang Laki-laki
1. Dilarang memakai pakaian yang berjahit, kecuali pada waktu keadaan sangat mendesak. Seperti sangat panas ataupun sangat dingin. Akan tetapi wajib membayar dzam.
2. Dilarang menutup kepala, kecuali sangat diperlukan namun wajib membayar dzam.

B. Bagi Perempuan
1. Dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan, kecuali dalam keadaan sangat mendesak, namun wajib membayar dzam.

C. Bagi Laki-laki dan Perempuan
1. Dilarang memakai wangi-wangian, baik pada badan dan pakaian.
2. Dilarang menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
3. Dilarang memotong kuku.
4. Dilarang mengadakan nikah.
5. Dilaeang bersetubuh dan pendahuluannya.
6. Dilarang berburu dan membunuh binatang.
7.
Tahalul (penghalalan beberapa penghalalan beberapa larangan)
1. Melontar jumroh pada hari raya.
2. Mencukur atau menggunting rambut .
3. Thowaf yang diiringi dengan sa`i jika ia belum sa`i sebelum thowaf qudum.
Apabila dua perkara diantara tiga perkara tersebut telah dikerjakan, maka halallah beberapa larangan, antara lain :
1. Memakai pakaian berjahit.
2. Menutup kepala bagi laki-laki dan menutup muka dan telapak tangan bagi perempuan.
3. Memotong kuku.
4. Memakai wangi-wangian.
5. Berburu dan membunuh binatang.
Beberapa Jenis Denda (Dam)
1. Dam wajib sebab meninggalkan perkara yang meninggalkan ihrom dari miqodnya. Maka wajib baginya membayar dzam dengan menyembelih kambing yang ukurannya cukup untuk dibuat qurban. Jika tidak mampu maka hendaknya puasa 10 hari, yang tiga hari dilakukan ketika masih haji yang tujuh hari dilakukan ketika sudah sampai di tanah air.
2. Memotong rambut atau memakai wangi-wangian. Ini dzamnya boleh memilih. Memotong kambing yang cukup untuk dibuat qurban atau puasa tiga hari, atau bersedekah dengan tiga sha` yang diberikan kepada fakir miskin.
3. Dam wajib sebab terhalang, maka hendaknya bertahalullah orang yang berihrom dengan niat tahalul dengan tujuan keluar dari ibadahnya disebabnya halangan. Maka dzamnya memotong kambing yang di tempat terhalangnya tadi dan mencukurlah rambutnya setelah memotong kambing.
4. Dam wajib sebab membunuh binatang buruan. Dam ini boleh memilih jika bintang yang terbunuh itu mempunyai bandingan dengan binatang peliharaan maka memotong binatang yang sebanding dengan binatang yang terbunuh. Dan dibagikan kepada fakir miskin di tanah haram. Jika tidak ada dihitung harganya dan dibelikan makanan kemudian makanan itu disedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram. Dan jika tidak mampu, berpuasa sebanyak harga binatang tadi, tetapi seperempat sop makanan maka berpuasa 1 hari. Akan tetapi tidak harus dikerjakan di tanah haram maka puasa boleh dikerjakan di tanah kelahiran.
5. Dam wajib sebab.
1. Wajib memotong seekor unta apabila tidak mampu memotong sapi, dan apabila tidak mampu lagi memotong 7 ekor kambing dan apabila tidak mampu maka hendaknya unta tersebut diperkirakan harganya kemudian uangnya itu dibelikan makanan dan dibagikan kepada fakir miskin di tanah haram dan jika tidak mampu maka hendaknya berpuasa tiap-tiap mut berpuasa 1 hari.

Ayat tentang haji dan
Al baqarah
 •                      •    
158. Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah[102]. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104] kebaikan lagi Maha Mengetahui.

[102] Syi'ar-syi'ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah.
[103] Tuhan mengungkapkan dengan perkataan tidak ada dosa sebab sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa'i di situ, Karena tempat itu bekas tempat berhala. dan di masa jahiliyahpun tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.
[104] Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya.
    ••    •               
125. Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
Al hajj
                   ••                     •                                                 
26. Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu Ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
28. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah ditentukan[985] atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran[987] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka[988] dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).
30. Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah[989] Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan Telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.







BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan.
- Jadi haji ialah sengaja mengunjungi ka`bah untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu :
Agar hajinya mabrur dan di terima di sisi Allah maka hendaklah melakukan rukun haji, di antaranya ialah.
- Rukun Haji
1. Ihrom (berniat mulai mengerjakan haji atau umroh)
2. Wakuf di padang arofah pada tanggal 9 dzulhijah.
3. Thowaf (mengelilingi ka`bah) sebanyak 7 kali putaran dan dimulai dari hajar aswad.
4. Sa`i antara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
5. Menyukur atau menggunting rambut minimal 3 helai.
6. Tertib.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar