Senin, 06 Juni 2011

Pendidikan bagi anak yang sulit belajar

Pendidikan bagi anak yang sulit belajar
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok\:
Mata Kuliah : Ilmu Jiwa Mengajar
Dosen : Radian Gani




DI SUSUN OLEH:
 KHOIRUL FATAH
 ELIZA PUSPITA
 ZUBAIDAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM
LAMPUNG TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Peran Pendidik dalam Proses Belajar-Mengajar”. Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ILMU JIWA MENGAJAR
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dan pada akhirnya kepada Allah semuanya kita kembalikan.



Way jepara, April 04, 2011
Penulis,

…………………………



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimanakehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dankeadaban (civility). Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-citabagaimana sebuah kehidupan yang baik. Karena itu pendidikan pada gilirannyaberperan mempersiapkan setiap orang untuk berperilaku penuh keadaban(civility). Keadaban inilah yang secara praktis sangat dibutuhkan dalam setiapgerak dan perilaku.
Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional dan dikotomis (terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Pendidikan seperti ini tidak memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang integralistik yang memadukan antara iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek).
Semakin melemahnya bangsa ini pasca krisis moneter yang kita alami telah membuat Indonesia berada di urutan bawah dalam hal kualitas pendidikannya. Minimnya sarana dan prasarana pendukung menyebabkan pengajaran tidak dapat dilakukan dengan optimal.


BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Bagi Anak yang Sulit Belajar
1. Anak susah belajar
Banyak sekali sekarang orang tua yang mengeluh harus teriak-teriak bahkan memaksa anaknya untuk belajar. Sedangkan anak mereka tetap memilih bermain dan tidak menghiraukan teriakan orang tuanya. Berbagai metode dicoba orang tua untuk membuat anaknya rajin belajar. Mulai dengan memberi reward (hadiah) supaya anaknya mau belajar, memberikan fasilitas belajar yang memadai dan menyenangkan bagi anak, bahkan sampai menggunakan cara kerasak dengan mengikat kaki anak dengan kaki kursi untuk mempertahankan anak duduk dan belajar. Namun setelah berbagai cara dipakai orang tua untuk membuat anaknya rajin belajar, tetap saja para orang tua belum menemukan cara yang efektif untuk membuat anaknya rajin belajar.
Orang tua sering kali dibuat stres oleh tingkah anak-anak yang sulit untuk duduk di meja belajarnya untuk belajar. Fenomena inilah yang banyak terjadi di kalangan orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Hal apakah yang mendorong orang tua melakukan ini semua? Orang tua memiliki maksud yang mulia. Mereka tidak ingin anak-anak mereka menjadi anak yang tidak berprestasi, mereka ingin anak-anaknya menjadi kebanggaannya dengan memiliki nilai yang baik.
Para orang tua ingin kelak anak-anak mereka menjadi orang yang berhasil di masa yang akan datang. Namun seringkali maksud mulia dari orang tua ini tidak direspon dengan baik oleh anak-anak, bahkan mereka memiliki kesan bahwa orang tua mereka “cerewet” dan lain sebagainya. Lalu bagaimana supaya anak-anak mau belajar tanpa harus dipaksa? Bagaimana membuat mereka sadar untuk belajar dan berprestasi? Berikut ada tiga tips untuk membuat anak-anak Anda belajar dengan rajin.
Anak adalah pembelajar yang ulung. Artinya anak akan belajar dan meniru apa yang orang tua mereka lakukan. Jika anak melihat orang tua mereka tidak pernah belajar, orang tua mereka tidak memberi teladan untuk belajar. Maka jangan salahkan anak-anak jika mereka juga tidak mau belajar. Seringkali orang tua berkilah “Papa dan Mama kan dulu sudah belajar. Bahkan sekarang Papa sudah punya gelar yang panjang….”. Para orang tua yang baik, anak-anak tidak dapat menerima alasan ini. Anak-anak melihat apa yang mereka lihat sekarang. Bukan apa yang pernah orang tua lakukan di masa yang lampau. Bahkan boleh dikata, anak-anak tidak melihat orang tuanya belajar karena mereka belum lahir bukan? Jadi berhenti menjadikan hal tersebut alasan. Belajar tidak mengenal usia. Orang tua juga bisa terus belajar mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Mulailah coba tetapkan jam belajar di rumah Anda. Suruh anak-anak belajar, tetapi orang tua juga belajar. Bacalah buku-buku pengembangan diri, buku-buku motivasi, buku-buku cara mendidik anak, dan lain-lain. Intinya duduklah bersama mereka, belajarlah bersama mereka. Jangan sampai Anda menyuruh anak-anak belajar, namun orang tua asyik tidur, bahkan menonton televisi. Lakukanlah kegiatan yang mendukung kegiatan belajar anak Anda. Mungkin Anda berkata bahwa Anda lelah karena bekerja seharian, atau mungkin masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, dan berbagai kesibukan yang Anda miliki.
Namun ketahuilah, sesuatu hasil yang baik membutuhkan pengorbanan yang mahal. Belajar bersama anak-anak mungkin terasa berat dan membosankan pada awalnya. Namun lakukanlah terus, ingat apa yang Anda lakukan akan berdampak luar biasa kepada anak-anak. Kembangkan budaya membaca di keluarga Anda, ini akan memudahkan Anda untuk menemani anak-anak Anda belajar. Jadilah teladan yang baik untuk anak-anak dan nikmatilah hasil yang luar biasa yang dicapai anak-anak.
a. Perhatian yang di berikan kepada anak dalam pendidikan anak
Anak-anak sangat suka apabila apa yang mereka kerjakan mendapat apresiasi atau penghargaan dari orang tuanya. Jangankan anak-anak, bukankah kita orang dewasa juga senang apabila menerima apresiasi atau penghargaan atas apa yang kita raih? Oleh karena itu hargailah prestasi yang dicapai anak-anak Anda. Sekecil apapun prestasi yang dihasilkan anak, beri penghargaan dan pengakuan kepada mereka. Apresiasi atau penghargaan bukan harus berupa hadiah yang mewah atau mahal harganya. Pujilah anak Anda ketika mereka berhasil meraih prestasi di suatu bidang. Berilah pengakuan kepada mereka bahwa anak-anak Anda luar biasa karena dapat meraih sebuah prestasi tertentu. Jangan terkesan Anda adalah orang tua yang selalu menuntut anak untuk meraih prestasi, namun Anda tidak pernah mengakui prestasi yang telah diraih anak. Lama kelamaan anak Anda akan jenuh dan tidak lagi berprestasi karena mereka merasa apa yang mereka lakukan tidak pernah cukup bagi orang tuanya. Sebaliknya apabila anak Anda belum meraih suatu prestasi, tidak mengapa. Berilah terus motivasi untuk berprestasi dan berikan pengakuan atas keberhasilan sekecil apapun yang diraih anak Anda. Ada kata bijak yang berkata “sesuatu yang dibiarkan, akan cenderung menurun”. Hal ini berlaku pula dengan prestasi anak-anak Anda.
Apabila mereka anak-anak yang berprestasi, namun Anda membiarkan dan tidak pernah memberi pengakuan atau penghargaan, lama kelamaan prestasi anak Anda akan menurun. Mereka akan menjadi malas belajar karena mereka tidak pernah mendapat pengakuan ataupun penghargaan dari Anda. Orang tua hendaknya juga memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya. Wujud perhatian yang dapat diberikan orang tua contohnya adalah :
 Memperhatikan perkembangan nilai atau prestasi anak (meningkat atau menurun)
 Memperhatikan kebutuhan sarana pra sarana belajar anak (baik buku pelajaran, alat belajar maupun les tambahan / kursus bila diperlukan anak)
 Hadir di sekolah ketika di panggil pihak sekolah (misal untuk mengambil hasil belajar / raport anak) jangan di wakilkan, hadirnya orang tua adalah wujud perhatian kepada anak.
 Memperhatikan jadwal anak (misal kapan mereka ada ujian, kegiatan apa yang mereka ikuti, dsb).

b. Membuat Anak Lebih Semangat Belajar
Kadang-kadang kita dibuat jengkel dengan tingah anak-anak yang susah sekali untuk diajak belajar. Selalu saja ada alasan untuk menunda-nunda mengerjakan PR. Telah banyak sekali cara kita lakukan untuk memotivasi anak agar lebih giat belajar. Tapi hasilnya mereka selalu ogah-ogahan. Jangan panik ataupun marah-marah dengan sikap anak-anak kita yang seperti itu. Kita harus bias pelan-pelan membuat mereka untuk lebih sadar tentang pentingnya pendidikan. Jangan hanya uring-uringan saja, kita perlu trik-trik jitu untuk membuat si kecil selalu siap di meja belajar. Apa saja yang harus kita lakukan?
a. Sadarkan akan pentingnya belajar, dengan mengenalkan tokoh-tokoh yang dapat memotivasi mereka untuk giat belajar.
Hal pertama yang dilakukan orang tua adalah menyadarkan kepada anak-anaknya bahwa pendidikan sangat diperlukan. Kita harus memompa semangat blajar mereka dengan mengenalkan tokoh-tokoh yang layak untuk menjadi panutan. Meyakinkan bahwa mereka adalah harapan dan penerus kelangsungan kehidupan bangsa dan Negara.
b. Menjadi partner belajar anak-anak.
Jangan sungkan-sungkan untuk menjadi teman diskusi belajar anak-anak anda. Jadi, ikutlah bersama mereka untuk belajar. Menjadi partner belajar itu lebih efektif untuk membuat anak-anak asyik belajar. Sisakan waktu istirahat anda untuk menemani anak-anak belajar. Jadilah teman yang bisa diajak diskusi apa saja tentang pelajaran. Tidak masalah bila anda harus mengulang pelajaran saat sekolah dulu, paling enggak kita bisa memangkas biaya untuk memanggil guru privat.
c. Dukung dengan fasilitas-fasilitas belajar yang nyaman.
Tempat yang nyaman adalah pendukung semangat belajar anak-anak. Kalau memungkinkan buatlah tempat belajar yang nyaman. Di ruangan khusus untuk belajar biar ia tidak terganggu dengan aktivitas orang-orang disekitarnya. Bila perlu fasilitasi dengan perlengkapan yang nyaman. Tempat duduk dan meja lengkap dengan peralatan belajar yang menarik. Ini dapat membantu semangatnya untuk terus belajar.
d. Temani
Saat anak-anak belajar jangan lupa selalu mendampingi atau menemaninya. Kalaupun anda tidak dapat membantunya dalam belajar paling tidak anda bisa mendampinginya belajar. Tawarkan bantuan bila memang ia membutuhkan, siapa tahu ia ingin minta anda membuatkan soal untuknya agar ia bisa berlatih menghadapi ulangan sendiri di rumah.
e. Beri hadiah untuk prestasinya
Ini juga tips yang sering dipakai para orang tua untuk membuat anak-anaknya giat dalam mencetak prestasi. Salah satunya dengan memberikan hadiah untuk prestasinya. Cara ini tergolong ampuh dan efektif. Hadiah tidak perlu mahal, bila memungkinkan cukup belikan dia peralatan sekolah seperti tempat pensil lucu bila ulangan matematikanya memuaskan. Dengan meberikan hadiah nampaknya membuat mereka terdorong untuk lebih giat belajar agar ia mendapatkan hadiahnya.
c. Tanamkan bahwa belajar itu menyenangkan
Anak-anak suka sesuatu yang menyenangkan. Hal ini tampak bahwa anak-anak akan sangat antusias ketika mereka akan diajak bepergian atau berlibur. Oleh karena itu orang tua hendaknya menanamkan kepada anak-anak, bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Jangan paksa anak-anak Anda untuk duduk di meja belajarnya dan memaksa mereka untuk belajar. Hal ini tidak akan efektif. Sebaliknya ciptakan suasana yang nyaman untuk belajar. Beri pengertian dan penjelasan kepada anak Anda, mengapa mereka harus belajar. Anak-anak Anda dapat menerima penjelasan dari Anda ketika mereka merasa penjelasan Anda masuk akal bagi mereka. Sebab itu berikan penjelasan yang dapat diterima oleh anak-anak. Beritahu mereka dengan penuh kasih, dengan komunikatif, ijinkan mereka berargumen, dengarkan keluhan mereka. Ketika anak-anak dapat menerima penjelasan Anda, anak-anak akan dengan rela hati dan tanpa paksaan untuk belajar. Beberapa contoh penjelasan yang dapat dipakai antara lain :
 Mengapa mereka harus sekolah? Sekolah adalah salah satu cara kita untuk mendapat ilmu yang akan membuat kita bertambah pintar.
 Tuntun mereka untuk memiliki cita-cita. Cita - cita itu dapat mereka capai salah satunya dengan sekolah.
 Berikan pengalaman anda ketika anda sekolah. Bagikan pengalaman anda, tentang gunanya sekola bagi anda.
 Dan lain sebagainya (berikan penjelasan sesuai usia anak anda)
Sesuatu yang dikerjakan dengan senang hati, akan menghasilkan prestasi yang maksimal. Oleh karena itu pastikan anak-anak Anda belajar dengan senang hati dan tanpa merasa terpaksa. Teruslah dari waktu ke waktu tanamkan kepada anak-anak bahwa sekolah dan belajar itu sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Lihatlah ketika mereka belajar dan bersekolah dengan senang hati, mereka dapat meraih prestasi maksimal yang dapat membanggakan orang tuanya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak mereka kelak menjadi orang yang berhasil. Oleh karena itu pastikan Anda menjadi orang tua yang dapat menjadi teladan bagi anak-anak, orang tua yang memperhatikan perkembangan pendidikan anak-anak, dan dari waktu ke waktu Anda menanamkan bahwa belajar itu menyenangkan bagi anak-anak. Pastikan Anda adalah orang tua yang turut andil mengantarkan anak-anak menuju keberhasilan dalam hidupnya. Kerjakan bagian Anda sebagai orang tua yang baik dan kelak Anda akan menuai hasilnya dengan melihat anak-anak Anda menjadi anak-anak yang berhasil di kehidupannya. Jadilah orang tua yang excellent!!!

d. Dalam hal memilih sekolah yang pas
Menjelang tahun ajaran baru, ada rutinitas yang menjadi agenda para orang tua yaitu mulai sibuk mencari sekolah Dan pastilah setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, mereka berusaha agar anak dapat belajar dan mendapat pendidikan di sekolah yang terbaik . Sebenarnya ukuran terbaik sangat ideal untuk menjadi target, tetapi terkadang realitanya malah sulit untuk di wujudkan . Saya mengambil istilah PAS untuk criteria dalam mencari sekolah, karena sesuatu yang pas akan sangat enak untuk dijankau Ukuran pas ini harus dilihat dari sudut pandang anak sebagai prioritas baru ukuran orang tua. Belajar dari pengalaman, karena keterbatasan waktu yang dimiliki, banyak orangtua cenderung memilih sekolah “favorit” untuk anaknya. Sekolah yang dikenal memiliki “disiplin” tinggi, gedung yang megah, memberi banyak pekerjaan rumah, sekolah dari pagi sampai sore, menyediakan berbagai aktivitas ekstrakurikuler, dan seabrek aktivitas lainnya (Chris Pudjiastuti, 2000).
Orangtua sering tidak lagi memperhitungkan apakah anaknya bisa belajar dengan nyaman di sekolah itu. Atau apakah benar sekolah itu sesuai dengan tingkat kematangan kepribadian dan kemampuan inteligensi si anak. Di sini, yang lebih bicara adalah perasaan nyaman orangtua karena ‘merasa’ telah memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Belajar dari apa yang di sampaikan oleh . Prof Dr. Conny Semiawan, seorang pakar pendidikan, agar pendidikan anak di sekolah sesuai dengan harapan orangtua, orangtua selain menyediakan kebutuhan fisik anak, juga psikologis anak. Kerap terjadi anak sulit belajar di sekolah pilihan orangtuanya. Dan kebanyakan para orang tua menyelesaikan masalah ini dengan meminta anak terus giat belajar , diberi tambahan les privat , hal ini akan menambah beban anak . Maka saran beliau untuk memilihkan sekolah bagi si anak harus sesuai dengan kemampuan dan ‘dunia’ anak. Anak tidak boleh diperlakukan sebagai ‘orang dewasa kecil’.
Lalu kriteria apa saja yang menjadi acuan pemihan sekolah agar pas dengan kondisi anak :
a. Kurikulum
Saat ini kurikulum yang diterapkan oleh sekolah sangat variatif , mulai dari sekolah standar umum , standar Nasional dan sekolah bertaraf Internasional . Orang tua harus bijak memilih kurikulum yang pas dengan kemampuan anak . Orang tua seharusnya tidak lagi terjebak pada istilah-istilah sekolah favourit, unggulan, plus dan lain-lain. Padahal yang dikembangkan hanya pada aspek kognitif saja atau academic minded. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi (baca: kecerdasan majemuk) peserta didiknya.
Maka lakukan riset untuk mengetahu plus minus dari kurikulum yang ada di sekolah tersebut
b. Porsi Pendidikan Agama.
Peran pendidikan agama menjadi sangat signifikan terutama dalam membentuk kharakter dan perilaku anak . Melalui pendidikan agama yang cukup, diharapkan para peserta didik akan muncul kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota masyarakat.Pertimbangkan berapa alokasi dan porsi pendidikan agama di sekolah itu.
c. Profil Pendidik
Keberhasilan dari proses dan hasil output pendidikan tidak dapat dilepaskan dari andil guru. Boleh dikatakan guru sebagai ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan mengkader generasi penerus yang didambakan, maka cari informasi tentang bagamana profil guru di sekolah itu, karena pameo ” guru kencing Berdiri murid kencing Berlari ” menjadi potret utama keberhasilan dalam pendidikan .
d. Sarana dan prasarana yang ada disekolah
Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan baik disekolah juga akan memperlancar kegiatan belajar anak sehingga dapat mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan anak.
e. Lokasi sekolah dan lingkungan.
Lokasi yang dimaksud dapat dipandang dari jarak sekolah ke rumah, lingkungan sekitar dan sarana transportasinya. Sekolah yang tidak jauh dari rumah dan berada disekitar lingkungan yang baik dan aman akan memberikan kenyamanan pada anak dalam kegiatan belajar, oleh sebab itu faktor lingkungan jan jarak juga harus menjadi pertimbangan para orang tua dalam memilih sekolah
f. Biaya pendidikan
Barangkali, faktor biaya ini menjadi pertimbangan paling utama yang tidak menyangkut anak tetapi kemampuan ekonomi orang tua . Biaya pendidikan berkaitan dengan fasilitas pembelajaran dan program-program unggulan yang ditawarkan.. Oleh karena itu, sebelum menentukan pilihan sekolah, orang tua diharapkan sudah mampu mengukur kemampuan secara ekonomi tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.

















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAM
Dengan demikian untuk untuk mengurangi siswa susah untuk belajar Guru mempunyai peranan penting dalam pendidikan,
1. Jika siswa mulai kelihatan jenuh, ajaklah peserta didik kita untuk bermain sebentar, contohnya siswa diberi kebebasan membuat yel-yel, tepuk-tepuk yang menurut mereka bisa menumbuhkan semangat belajar(3menit yel-yel diucapkan bersama)
2. Sebelum pelajaran inti guru mengajak siswa dalam sebuah permainan yang berguna untuk memusatkan konsentrasi anak, contohnya guru menyebut gajah siswa mempraktekkan dengan gerakan dan ucapan kecil, ketika guru menyebut semut siswa merespon dengan gerakan dan ucapan besar. Hal itu bisa dicontohkan ke benda-benda lain.
3. Mengajak siswa dalam suasana berbeda contoh guru tidak hanya monoton mengajar didalam kelas tetapi diluar kelaspun jadi asal siswa diajak untuk tetap bertanggungjawab & tetap komitmen belajar.
4. Siswa diberi tanggung jawab untuk melakukan menjelaskan materi yang sebelumnya dibuat tugas kelompok dan teman lainnya diajak untuk menilainya. Guru harus bisa mengarahkan dan mendorong sisiwa itu untuk lebih kreati.
5. Siswa diberi tanggung jawab untuk membuat soal sendiri dan diserahkan kepada gurunya, kemudian guru menyortir dan menggunakannya sebagai ulangan harian. Dari hasil evaluasi tersebut guru memberi nilai 80 kepada siswa yang pintar untuk mencapai nilai 100, siswa tersebut diberitanggung jawab untuk mengajari temannya yang nilainya kurang. Guru membimbing dan mengawasinya.













REFRENSI
1. bintangbangsaku.com/artikel
2. Konsultasi Ilmiah : dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO, Kedokteran Olahraga- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Majalah Ayahbunda – 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar